Mei 09, 1994

PENYAIR DALAM BURSA MUSIK INDONESIA

Serambi Indonesia / Minggu 8 Mei 1994

Keterlibatan para penyair dalam bursa musik di Indonesia memang belum terlalu dominan dan menentukan, begitupun sejak dekade 1970-an, banyak lagu-lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi kita yang liriknya lahir dari tangan para penyair. Hal ini dapat kita temukan dalam lirik lagu dari penyanyi kelompok Bimbo, duet Franky and Jane dan juga Ebiet G Ade serta kelompok Lemon Tress, Konser Rakyat Leo Kristi Soekarno. Tahun 1980-an mencakup juga Kelompok Kampungan Jogyakarta. Kelompok Demokratik Salatiga, juga dalam lagu-lagu Deded Er Moerad, Ulli Sigar Rusady, Rita Rubby Hartland dan lainnya.

Ada hal mendasar untuk kita simak dengan kehadiran para penyair dalam menuliskan lirik-lirik lagu dalam blantika musik Indonesia, kalau kita kembali pada dekade tahun 1950-1960-an, lirik lagu-lagu Indonesia didominasi oleh situasi perjuangan dan lirik-lirik cinta yang disimbolkan dengan kisah jenaka, misalnya lagu-lagu Ismail Marzuki yang bersetting perjuangan dan juga lagu-lagu jenaka semisal Boneka dari India, Gang Kelinci, Sepasang Rusa dan lainnya. Kemudian di tahun 1970-an didominasi oleh lagu-lagu cinta yang mulai memakai lirik-lirik cukup berbobot, misalnya lagu-lagu Broely Pesolima, Bimbo. Koes Plus dan lain-lain. Pada era dekade berikutnya 1980-an, penggunaan lirik lagu mulai memasuki tahap yang begitu penting, dimana penggunaan lirik menjadi suatu yang diandalkan untuk mendukung irama lagu yang diciptakan menjadi suatu harmoni yang sempurna.

Tiga Aspek

Ada tiga aspek yang menjadi ciri lirik/syair lagu Indonesia sekarang ini:

· Bahasa yang manis,
· Bahasa yang vulgar,
· Bahasa yang membutuhkan perenungan.

Hal ini dapat kita simak dalam lagu-lagu Dangdut, lagu pop seperti miliknya Java Jive, Rita Effendi dan juga lagu-lagu irama folk dan country.

Pada kesempatan ini kita coba menyimak salah satu sisi penting dalam pembedaharaan musik kita yang melibatkan para penyair dalam menuliskan lirik lagunya. Maka akan kita jumpai nama-nama beberapa penyair antaranya: Sitor Situmorang dalam lagu To my friend on legian bach-nya Guruh Soekarno Putra.

Fredolin Ukur dalam album Nicky Ukur, Yudhistira ANM Massardhi dalam lagu-lagu Franky Sahilatua dan Jane Maurent Sahilatua, Taufik Ismail untuk lagu-lagu Bimbo, Jan Hartland dalam albumnya Rita Rubby Hartland, Harry Roesli dalam lagu DKSB Band, Umbu Landu Paranggi (Apa ada angin di Jakarta), Ashadi Siregar (Frustasi puncak gunung, Linus Suryadi AG (Nyanyian untuk Helga Korda dan Lagu untuk pemain gitar) untuk album Deded Er Morad. Serta juga para penyair yang langsung memusikalisasi puisinya, seperti Ebiet GAde, Leo Kristi, Soekarno, Uli Sigar Rusadhy,

Sajak-sajak religius.

Banyak dari lirik lagu yang ditulis para penyair tersebut berbicara tentang hubungan dengan yang menyangkut hal-hal religius, serta tentang pelestarian alam dan hakekat hidup lainnya. Coba simak lirik dari lagu Rita Rubby Hartland yang menceritakan bakti dan kasih sayang seorang anak kepada orang tuanya: Doa dalam tembang dan Pinta. Begitu juga lagu-lagu Bimbo yang bernafaskan agama yang liriknya diciptakan oleh penyair Taufik Ismail, simak saja seperti yang terdapat dalam tembang Sejadah Panjang, Tuhan, Jabal Rahmah, Rindu Kami Padamu, dan lainnya. Lain lagi Ebiet G Ade yang berdialog dengan Tuhannya, simak sebagian dari sajak yang dinyanyikan dalam album Camelia IV yang berjudul: Kepada-Mu Aku Pasrah.

Sajak-sajak yang kental dengan makna religius memang telah menjadi ciri lirik lagu yang ditulis penyair untuk penyanyi popular kita sekarang. Ini menandakan bahwa menikmati musik Indonesia sekarang tidak cuma mengandalkan harmoni lagunya saja tapi makin berkembang dengan lirik-lirik yang cukup dewasa, berbobot dan bermakna.

Mungkin tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa kehadiran para penyair dalam industri kaset lagu-lagu Indonesia telah memberi warna yang lain. Maka kitapun makin lebih bergairah lagi menikmatinya. Maka jelas kerjasama antara para penyair dengan para penyanyi/pemusik akan memberi bobot dalam perkembangan dunia musik Indonesia.
(Doel CP Allisah/**)

Tidak ada komentar:

Powered By Blogger