September 25, 2009

FESTIVAL PENULIS DAN PEMBACA UBUD SIAP DIHELAT

INILAH.COM, Jakarta – 24 September 2009

Mengambil tema Suka-Duka: Compassion and Solidarity, Ubud Writers & Readers Festival 2009 (UWRF 2009) siap dihelat di Ubud, Bali, 7-11 Oktober

Suka-Duka merupakan kebijakan komunal kuno yang selama berabad-abad telah menjadi salah satu soko guru masyarakat, serta lembaga tradisional Bali.

Prinsip Suka-Duka telah membimbing anggota lembaga kemasyarakatan tradisional, seperti banjar dan desa pekraman, untuk berlaku sebagai satu entitas tunggal dalam menghadapi kesulitan hidup, maupun merayakan karunia dunia.

Penderitaan seorang anggota lembaga akan ditanggung oleh semua anggota lainnya, sedangkan kegembiraan seorang anggota akan dirasakan pula oleh anggota lainnya.

Tema ini mencerminkan komitmen festival untuk menjadikan pertemuan kesusastraan ini sebuah momen yang mampu memberikan inpirasi, melalui mana para penulis dan pembaca dari berbagai belahan dunia dapat mencapai kesesuaian paham dan membangun landasan bersama untuk mengingatkan masyarakat dunia tentang perlunya berpikir dan bertindak sebagai sebuah entitas tunggal yang penuh welas-asih, terutama pada titik waktu saat ini yang dicederai oleh kekerasan dan kegelisahan.

Tema ini juga sebuah bukti nyata dari niat teguh festival untuk memperkenalkan berbagai kebijakan kuno Bali ke panggung dunia.

Sejumlah festival sebelumnya telah mengangkat ajaran-ajaran paling esensial Bali seperti Tri Hita Karana dan Desa-Kala-Patra.

UWRF 2009 akan dihadiri oleh 90 penulis dari berbagai negara di belahan dunia, termasuk pemenang Nobel Sastra, Wole Soyinka (Nobel Sastra 1986) Wole Soyinka adalah warga Afrika pertama yang memenangkan Nobel Sastra.

Dari Indonesia akan tampil sastrawan terkemuka seperti NH Dini dan Seno Gumira Adjidarma. Serta 15 penulis muda Indonesia yaitu Nurhady Sirimorok, Aan Mansyur (Makassar), Romi Zarman, Esha tegar Putra (Padang) Inggit Putria Marga (Lampung), Anton Kurnia, Dian Hartati (Bandung), Ernest JK Wen, Yonathan Rahardjo, Tjahjono Widijanto(Jawa Timur), Ahmad Muchlis Imran (Jogja), Doel CP Allisah (Aceh), Zeffry Alkatiri, Nelden Djakababa, Clara Ng (Jakarta).

Sedangkan dari Bali akan menghadirkan penulis Putu Fajar Arcana, Nyoman Manda, Cok Sawitri, Ngurah Suryawan, dan Komang Adnyana.

Para penulis ini akan berpartisipasi pada beragam program, mulai dari diskusi panel, santap siang kesusastraan, pemanggungan puisi, pementasan teater hingga peluncuran buku.

Festival juga menyelenggarakan serangkaian program komunitas serta workshop anak-anak. Peserta kedua program ini tidak dipungut biaya apapun.

Festival kesusastraan tahunan ini pertama kali berlangsung pada 2004, dan sejak itu telah menjadi perhelatan kesusastraan terbesar di negeri ini, serta salah satu perhelatan budaya yang menjadi ciri khas Bali. Tiap festival dihadiri sekitar 100 penulis dari 10 negara. [L1]

Dari tahun ke tahun, jumlah mereka yang mengunjungi festival terus bertambah. UWRF 2008, dikunjungi oleh lebih 21.000 orang, peningkatan 31 persen dari UWRF 2007.

Tujuh puluh lima persen dari pengunjung festival adalah orang asing, sebuah bukti nyata betapa festival ini telah memainkan peranan penting dalam memperkuat industri pariwisata Bali.

Selain itu, festival ini juga memperoleh perhatian media massa yang semakin besar. UWRF 2008 diliput oleh wartawan dari 35 organisasi media nasional dan internasional.



Tidak ada komentar:

Powered By Blogger