September 28, 1999

KAMPUNG SENIMAN DI TAKENGON

Mingguan Aceh Exspres / 27 September - 03 Oktober 1999

Takengon boleh berbangga. Kota dingin ini telah memiliki sebuah areal seluas 5 Ha untuk dijadikan kawasan yang dihuni oleh seniman. Disini nantinya akan dibangun pondok-pondok oleh masing-masing seniman di atas kavling 10 x 25 meter per seniman dengan hak guna pakai seumur hidup. Kawasan ini dipayungi oleh Koperasi Seniman Gelinggang Raya. Dan, 50 seniman akan memiliki kavling di sana.

Seorang seniman nasional asal Takengon LK. Ara kepada Aceh Exspres mengatakan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tengah sangat menyambut baik rencana ini. Mustafa M. Tamy, bupati kabupaten itu sendiri melalui suratnya ke Gubernur Aceh 24 Desember 1999, sangat merespon kegiatan yang direncanakan seniman itu.

Melalui surat itu bupati menjelaskan, kecuali 5 Ha yang diperuntukkan kepada seniman dalam koperasi Gelinggang Raya, lahan dikawasan ini nantinya juga diperuntukkan bagi STM Pertanian 24 Ha, IHP 4 Ha, PT. Nasopan 15 Ha, Sanggar Kegiatan Belajar 1 Ha, Kantor Camat dan Perkantoran lainnya di tingkat kecamatan 5 Ha, Kompleks Perguruan Tinggi Gajah Putih 50 Ha dan lahan pacuan kuda 5 Ha. Keseluruhannya berjumlah 137 Ha.

Menurut LK Ara setiap seniman akan mendapatkan kavling sendiri-sendiri dan membangun sendiri-sendiri pula. Dengan bangunan tersebut maka seniman boleh memakai nama sesuai keinginannya sendiri. Misalnya, kata Ara lagi, Seniman To’et yang telah mulai membangun dan telah tinggal di dana memberikan nama kavlingnya dengan “Taman Kesenian To’et”.

Seniman-seniman besar yang telah tersedia kavlingnya di sana adalah Rendra, Taufik Ismail, Setiawan Djodi, LK Ara sendiri, Ali Hasjmi (dikelola anak kandungnya Ir. Surya Hasjmi). Sementara nama-nama seniman Aceh yang telah ditunjuk untuk memperoleh kavling di kawasan tersebut meliputi Doel CP Allisah (Pondok Seniman Doel CP Allisah), Maskirbi (Balai Seni Maskirbi), Nurdin F Joes (Bale Pante Kulu Nurdin F. Joes), Iman A. Musa (Tempat Temu Seniman Iman A. Musa), Hasanuddin Daud (Rumah Adat Hasanuddin Daud), kecuali To’et, sejumlah seniman lain belum membangun pondok-pondoknya.

Lokasi yang persisnya di Blang Bebangka Kecamatan Pegasing Aceh Tengah itu nantinya juga dibangun gedung kesenian, ruang pameran, taman, museum seni, akademi kesenian.

Kata Ara lagi, kegiatan dipembangunan ini sudah dimulai sejak 5 bulan lalu. Beberapa kegiatan yang telah berlangsung di lokasi ini adalah pagelaran tari, pementasan Didong, sandiwara, band dan lain-lain. Maskirbi dan Doel CP Allisah ketika dimintakan tanggapannya terhadap disediakannya kavling untuk mereka menyebutkan, itu adalah sejenis penghormatan tersendiri terhadap para seniman. Dan, mereka segera meluncurkan pikiran, agar dalam waktu dekat sebuah bangunan akan muncul di masing-masing kavling itu. Beberapa sumber dari kalangan seniman menilai, kegiatan ini sangat bagus. Namun, bisa saja terjadi, ketika perkampungan itu jadi, seniman disingkirkan. Makanya, harap sumber itu, koperasi Gelinggang kiranya dapat mencari solusi untuk menentukan status tanah ini kepada masing-masing seniman.(JOE)

Tidak ada komentar:

Powered By Blogger