Serambi Indonesia / 26 januari 1993
Pekan mendatang akan diluncurkan lagi sebuah antoloji puisi penyair Aceh setelah dua pecan lalu kalangan Dewan Kesenian Aceh (DKA) meluncurkan kumpulan puisi penyair-penyair Aceh yang berjudul “Nafas Tanah Rencong”.
Judul buku kumpulan puisi yang bakal diluncurkan ini diberi nama “Banda Aceh” yang diterbitkan oleh DCP Production Banda Aceh.
Tanpa kata pengantar atau kata sambutan dari orang-orang penting seperti kebiasaan, maka dengan rasa rendah hati Ir. Rosnani HS atas nama penerbit dalam pengantarnya mengakui bahwa banyak kendala memang, untuk menerbitkan sebuah buku kumpulan puisi terutama dari segi pendanaan. Namun kendala yang menarik lainnya dikatakan adalah bagaimana menarik minat masyarakat untuk dapat membelinya.
Apa yang dikatakan oleh penerbit memang ada benarnya. Bukankah penyair Toto Sudarto Bachtiar pernah mengatakan bahwa seandainya dia lahirdi Perancis, maka sosok dia sebagai penyair mungkin akan lebih menyeruak ketimbang di negeri ini.
Penyelesaian Antoloji “Banda Aceh” dijelaskan sebagai mendapat banyak dukungan dari Drs H Baharoeddin Yahya – Walikota Banda Aceh – yang sebentar lagi akan menyelesaikan tugasnya setelah membawahi ibu kota Daerah Istimewa Aceh ini dalam dua periode. Plus buku ini sekaliannya sebagai pengantar untuk beliau.
Ada 26 penyair Aceh yang bukan semua sebagai warga Banda Aceh, tapi dari berbagai pelosok Aceh mendapat tempat dalam kumpulan “Banda Aceh” dengan jumlah 58 puisi, plus sekedar biodata mereka.
“Diantaranya mereka banyak nama-nama baru yang ditampilkan,” kata pengantar buku itu, dengan harapan agar para yang muda-muda yang memilih salah satu sisi dari kehidupan mereka dengan menggeluti dunia kepenyairan, dapat menambah keberadaan sastrawan di Aceh yang mungkin saja selama ini dapat dihitung dengan jari.
Dalam pengantar buku dikatakan bahwa antoloji ini bukan merupakan ukuran dalam menilai seseorang sebagai penyair. “Usaha ini setidaknya akan menjadi sebuah dokumentasi, menambah perbendaharaan kesusasteraan di Aceh,” tulis penerbit. (Hasyim KS).
Pekan mendatang akan diluncurkan lagi sebuah antoloji puisi penyair Aceh setelah dua pecan lalu kalangan Dewan Kesenian Aceh (DKA) meluncurkan kumpulan puisi penyair-penyair Aceh yang berjudul “Nafas Tanah Rencong”.
Judul buku kumpulan puisi yang bakal diluncurkan ini diberi nama “Banda Aceh” yang diterbitkan oleh DCP Production Banda Aceh.
Tanpa kata pengantar atau kata sambutan dari orang-orang penting seperti kebiasaan, maka dengan rasa rendah hati Ir. Rosnani HS atas nama penerbit dalam pengantarnya mengakui bahwa banyak kendala memang, untuk menerbitkan sebuah buku kumpulan puisi terutama dari segi pendanaan. Namun kendala yang menarik lainnya dikatakan adalah bagaimana menarik minat masyarakat untuk dapat membelinya.
Apa yang dikatakan oleh penerbit memang ada benarnya. Bukankah penyair Toto Sudarto Bachtiar pernah mengatakan bahwa seandainya dia lahirdi Perancis, maka sosok dia sebagai penyair mungkin akan lebih menyeruak ketimbang di negeri ini.
Penyelesaian Antoloji “Banda Aceh” dijelaskan sebagai mendapat banyak dukungan dari Drs H Baharoeddin Yahya – Walikota Banda Aceh – yang sebentar lagi akan menyelesaikan tugasnya setelah membawahi ibu kota Daerah Istimewa Aceh ini dalam dua periode. Plus buku ini sekaliannya sebagai pengantar untuk beliau.
Ada 26 penyair Aceh yang bukan semua sebagai warga Banda Aceh, tapi dari berbagai pelosok Aceh mendapat tempat dalam kumpulan “Banda Aceh” dengan jumlah 58 puisi, plus sekedar biodata mereka.
“Diantaranya mereka banyak nama-nama baru yang ditampilkan,” kata pengantar buku itu, dengan harapan agar para yang muda-muda yang memilih salah satu sisi dari kehidupan mereka dengan menggeluti dunia kepenyairan, dapat menambah keberadaan sastrawan di Aceh yang mungkin saja selama ini dapat dihitung dengan jari.
Dalam pengantar buku dikatakan bahwa antoloji ini bukan merupakan ukuran dalam menilai seseorang sebagai penyair. “Usaha ini setidaknya akan menjadi sebuah dokumentasi, menambah perbendaharaan kesusasteraan di Aceh,” tulis penerbit. (Hasyim KS).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar