Koran Tempo / Minggu, 21 Oktober 2007
Penulis : Doel CP Allisah
Penyunting : Ahmadun Yosi Herfanda
Penerbit : Aliansi Sastrawan Aceh – Dewan Kesenian Banda Aceh
Cetakan : I, Juli 2007
Sajak-sajak Doel unik dan menarik, seunik manusianya: sosok penyair yang selalu gelisah mencari kebenaran dan pola pengucapan baru dalam bersajak. Beberapa kawannya secara berkelakar mengubah namanya menjadi Doel CP Gelisah atau Doel yang selalu gelisah.
Ia seperti prototipe manusia Aceh yang memiliki potensi kreatif dengan segenap kekayaan budayanya, tapi puluhan tahun ditindas rezim yang berkuasa sehingga menjadi sangat haus dan gelisah untuk menemukan kebebasan berekspresi dengan pola-pola pengucapan yang dirasakannya pas.
Sajak-sajak Doel unik karena memiliki pola-pola puitika individual yang seperti tak tersentuh oleh kecenderungan-kecenderungan puitika yang sempat muncul di tanah air, khususnya jakarta. Sehingga, pola-pola pengucapan sajak-sajaknya lebih merepresentasikan hasil pencarian pribadi yang terus-menerus dalam ”kegelisahan kreatif” yang tidak kenal surut. Sajak-sajak Doel juga menarik karena menyimpan tema-tema yang cukup representatif untuk membaca jiwa dan nurani Aceh. l EFRI
Penulis : Doel CP Allisah
Penyunting : Ahmadun Yosi Herfanda
Penerbit : Aliansi Sastrawan Aceh – Dewan Kesenian Banda Aceh
Cetakan : I, Juli 2007
Sajak-sajak Doel unik dan menarik, seunik manusianya: sosok penyair yang selalu gelisah mencari kebenaran dan pola pengucapan baru dalam bersajak. Beberapa kawannya secara berkelakar mengubah namanya menjadi Doel CP Gelisah atau Doel yang selalu gelisah.
Ia seperti prototipe manusia Aceh yang memiliki potensi kreatif dengan segenap kekayaan budayanya, tapi puluhan tahun ditindas rezim yang berkuasa sehingga menjadi sangat haus dan gelisah untuk menemukan kebebasan berekspresi dengan pola-pola pengucapan yang dirasakannya pas.
Sajak-sajak Doel unik karena memiliki pola-pola puitika individual yang seperti tak tersentuh oleh kecenderungan-kecenderungan puitika yang sempat muncul di tanah air, khususnya jakarta. Sehingga, pola-pola pengucapan sajak-sajaknya lebih merepresentasikan hasil pencarian pribadi yang terus-menerus dalam ”kegelisahan kreatif” yang tidak kenal surut. Sajak-sajak Doel juga menarik karena menyimpan tema-tema yang cukup representatif untuk membaca jiwa dan nurani Aceh. l EFRI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar