Serambi Indonesia / Rabu 3 Juli 1996
Sebuah pementasan teater yang mengambil thema “tong sampah” digelar Kelompok Teungku Aceh (KTA). Pementasan itu dipertunjukkan di halaman Kantor Dewan Kesenian Aceh (DKA), Jalan Imam Bonjol No 19 Banda Aceh, (7/7).
Repertoar ini adalah kisah sampah yang absurd, memuat nilai kritik sosial yang tak hanya berdimensi Aceh tapi juga nasional. Banyak sampah yang tercampakkan oleh system. “Pada galibnya siapa saja telah menjadi sampah bila berada diluar jalur kebijaksanaan yang berlaku,” kata Fikar W Eda penulis naskah yang menyutradarai repertoar tersebut.
Pementasan ini dimainkan oleh Fikar W Eda, Ramli, Darminta, Dedek, Jamal dan Erwinsyah. Penata artistik: Muamar Makruf, Musik / gerak tari ditata oleh T Admiral. Pertunjukkan itu hasil kerjasama DKA dengan Pemda Kotamadya Banda Aceh yang belum lama ini dianugerahi penghargaan Adipura. Melengkapi pertunjukkan repertoar tersebut digelar pula pementasan Kronika Nostalgia oleh Hasyim KS dan Ichwan.
Sebuah pementasan teater yang mengambil thema “tong sampah” digelar Kelompok Teungku Aceh (KTA). Pementasan itu dipertunjukkan di halaman Kantor Dewan Kesenian Aceh (DKA), Jalan Imam Bonjol No 19 Banda Aceh, (7/7).
Repertoar ini adalah kisah sampah yang absurd, memuat nilai kritik sosial yang tak hanya berdimensi Aceh tapi juga nasional. Banyak sampah yang tercampakkan oleh system. “Pada galibnya siapa saja telah menjadi sampah bila berada diluar jalur kebijaksanaan yang berlaku,” kata Fikar W Eda penulis naskah yang menyutradarai repertoar tersebut.
Pementasan ini dimainkan oleh Fikar W Eda, Ramli, Darminta, Dedek, Jamal dan Erwinsyah. Penata artistik: Muamar Makruf, Musik / gerak tari ditata oleh T Admiral. Pertunjukkan itu hasil kerjasama DKA dengan Pemda Kotamadya Banda Aceh yang belum lama ini dianugerahi penghargaan Adipura. Melengkapi pertunjukkan repertoar tersebut digelar pula pementasan Kronika Nostalgia oleh Hasyim KS dan Ichwan.
Pengadilan
Kegiatan kesenian di Banda Aceh akhir-akhir ini kian marak. Selain pertunjukan Repertoar Tong Sampah. Komite Sastra DKA menggelar acara pengadilan sastra pada minggu I setiap bulan. Untuk edisi bulan Juli ini akan diadili karya puisi penyair Doel CP Allisah pada hari Senin (8/7). Semula pengadilan sastra itu dijadwalkan pada tanggal 7 Juli, namun terpaksa digeser sehari karena bersamaan dengan berlangsungnya pertunjukan repertoar.
Bertindak selaku hakim dalam pengadilan sastra itu adalah Barlian AW. Para juri masing-masing Maskirbi, Hasyim KS, Said Adli. Selaku penggugat/pengeritik tampil Nurgani Asyik, Din Saja dan Muchlis A Hamid. Seperti sebelumnya, pengadilan sastra tersebut berlangsung di kantor DKA. Pada malam pengadilan sastra itu juga ditampilkan pertunjukan baca puisi karya Doel CP Allisah oleh Fikar W Eda, Nurmaida Atmaja, AA Manggeng Putra. Pengadilan ini adalah yang ke empat, sebelumnya karya penyair yang diadili adalah Din saja, Wiratmadinata dan Hasyim KS.(ni).
Kegiatan kesenian di Banda Aceh akhir-akhir ini kian marak. Selain pertunjukan Repertoar Tong Sampah. Komite Sastra DKA menggelar acara pengadilan sastra pada minggu I setiap bulan. Untuk edisi bulan Juli ini akan diadili karya puisi penyair Doel CP Allisah pada hari Senin (8/7). Semula pengadilan sastra itu dijadwalkan pada tanggal 7 Juli, namun terpaksa digeser sehari karena bersamaan dengan berlangsungnya pertunjukan repertoar.
Bertindak selaku hakim dalam pengadilan sastra itu adalah Barlian AW. Para juri masing-masing Maskirbi, Hasyim KS, Said Adli. Selaku penggugat/pengeritik tampil Nurgani Asyik, Din Saja dan Muchlis A Hamid. Seperti sebelumnya, pengadilan sastra tersebut berlangsung di kantor DKA. Pada malam pengadilan sastra itu juga ditampilkan pertunjukan baca puisi karya Doel CP Allisah oleh Fikar W Eda, Nurmaida Atmaja, AA Manggeng Putra. Pengadilan ini adalah yang ke empat, sebelumnya karya penyair yang diadili adalah Din saja, Wiratmadinata dan Hasyim KS.(ni).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar