Serambi Indonesia / Sabtu 30 November 1996
Sejumlah buku karya sastrawan Aceh belum lama ini, 18-20 November dipamerkan dalam kegiatan Pameran Buku di Taman Budaya Riau.
Buku-buku dari Aceh yang ditampilkan itu adalah kumpulan puisi penyair Nurdin F Joes, kumpulan puisi Doel CP Allisah, buku puisi Din Saja dan buku naskah drama “Poma (Luka Ibu Kita)” karya Maskirbi.
Disertakannya buku karya seniman Aceh tersebut memilliki arti luas dalam mempublikasikan buku yang di hasilkan sastrawan daerah ini. “Kita menanggapinya sangat positif, dengan begitu masyarakat luar daerah juga tahu bahwa di Aceh juga terdapat sejumlah buku karya para sastrawannya,” komentar Maskirbi perihal pameran yang diselenggarakan Ikatan Mahasiswa dan Pemuda Pengarang Indonesia (IMPP) Sumatera Utara dengan Taman Budaya Riau tersebut.
Selain dari Aceh, buku buku lain yang di pamerkan meliputi karya sejumlah pengarang Sumatera Utara seperti Dwi Kridanto HS, Hidayat Banjar, Drs Syafwan Hadi Umri, NA Hadian, Damiri Mahmud, T.Lukman Sinar, dan Zainal Abidin Nasution (Zarnas). Dwi Kridanto dari IMPPI Sumut yang menghadiri pameran tersebut menyatakan, kegiatan itu dimaksudkan dalam rangka memberikan informasi secara luas kepada khalayak Riau tentang buku buku yang diterbitkan di Sumatera Bahagian Utara.
Pameran tersebut ramai dikunjungi oleh siswa siswa sekolah menengah dan mahasiswa serta instansi terkait seperti Museum Negeri dan Dinas P dan K Riau. Sebelum menuju Riau, Dwi Kridanto terlebih dahulu singgah di Banda Aceh dalam rangka diskusi sastra dengan topik penerbitan buku sastra yang dilaksanakan Dewan Kesenian Aceh. Dwi Kridanto salah seorang pengarang Medan yang dikenal produktif menerbitkan buku menyatakan, penerbitan buku sastra di negeri ini memang belum menggembiraan. Berbagai persoalan melingkupinya. Antara lain kurangnya minat masyarakat membaca buku sastra hingga buku-buku jenis itu tak diminati pasar.kenyataan ini tentu saja membuat enggan perusahaan penerbit menerbitkan buku-buku sastra.
Di Aceh,penerbitan buku sastra, seperti antoloji puisi hampir seluruhnya dikerjakan secara swadana dan swadaya oleh pengarangnya sendiri.meski tak begitu marak dan cenderung merugi, ada saja buku sastra yang terbit tiap tahunnya. Buku –buku tersebut umumnya di edarkan secara individual pula (fik)
Buku-buku dari Aceh yang ditampilkan itu adalah kumpulan puisi penyair Nurdin F Joes, kumpulan puisi Doel CP Allisah, buku puisi Din Saja dan buku naskah drama “Poma (Luka Ibu Kita)” karya Maskirbi.
Disertakannya buku karya seniman Aceh tersebut memilliki arti luas dalam mempublikasikan buku yang di hasilkan sastrawan daerah ini. “Kita menanggapinya sangat positif, dengan begitu masyarakat luar daerah juga tahu bahwa di Aceh juga terdapat sejumlah buku karya para sastrawannya,” komentar Maskirbi perihal pameran yang diselenggarakan Ikatan Mahasiswa dan Pemuda Pengarang Indonesia (IMPP) Sumatera Utara dengan Taman Budaya Riau tersebut.
Selain dari Aceh, buku buku lain yang di pamerkan meliputi karya sejumlah pengarang Sumatera Utara seperti Dwi Kridanto HS, Hidayat Banjar, Drs Syafwan Hadi Umri, NA Hadian, Damiri Mahmud, T.Lukman Sinar, dan Zainal Abidin Nasution (Zarnas). Dwi Kridanto dari IMPPI Sumut yang menghadiri pameran tersebut menyatakan, kegiatan itu dimaksudkan dalam rangka memberikan informasi secara luas kepada khalayak Riau tentang buku buku yang diterbitkan di Sumatera Bahagian Utara.
Pameran tersebut ramai dikunjungi oleh siswa siswa sekolah menengah dan mahasiswa serta instansi terkait seperti Museum Negeri dan Dinas P dan K Riau. Sebelum menuju Riau, Dwi Kridanto terlebih dahulu singgah di Banda Aceh dalam rangka diskusi sastra dengan topik penerbitan buku sastra yang dilaksanakan Dewan Kesenian Aceh. Dwi Kridanto salah seorang pengarang Medan yang dikenal produktif menerbitkan buku menyatakan, penerbitan buku sastra di negeri ini memang belum menggembiraan. Berbagai persoalan melingkupinya. Antara lain kurangnya minat masyarakat membaca buku sastra hingga buku-buku jenis itu tak diminati pasar.kenyataan ini tentu saja membuat enggan perusahaan penerbit menerbitkan buku-buku sastra.
Di Aceh,penerbitan buku sastra, seperti antoloji puisi hampir seluruhnya dikerjakan secara swadana dan swadaya oleh pengarangnya sendiri.meski tak begitu marak dan cenderung merugi, ada saja buku sastra yang terbit tiap tahunnya. Buku –buku tersebut umumnya di edarkan secara individual pula (fik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar